PROFILE ERASKA NOFA

PROFILE DAN EXECUTIVE SUMMARY

PT. ERASKA NOFA & GROUP COMPANIES

ERASKA yang untuk pertama kalinya berarti “ Era Swakarya “ terlahir dalam perseroan (PT) Eraska Tristi pada awal tahun 1983, merupakan suatu perusahaan kecil yang bergerak dalam bidang Perdaganagn dan Kontraktor  yang hanya ditopang oleh Paid-up Capital sebesar Rp. 250 juta; kemudian ERASKA didalam perjalanannya lahir kembali dengan perseroan baru yaitu PT. Eraska Nofa yang mampu mengembangkan diri menjadi Parent Companies, dimana arti dari ERASKA itu sendiri berubah menjadi “ Era Sukses Keluarga Kita” menuju kepada “ Era Sejahtera Keluarga Kita”. Operasinalisasi atas falsafah dasar dari ERASKA adalah bertekad dengan semangat Profesionalisme membangun bersama diantara para Pendiri, Pengurus –pengurus Perseroan, segenap Eksekutif, Staff dan Karyawan serta Keluarga Besar ERASKA menciptakan lapangan kerja yang seluas- luasnya dan mampu memposisikan sebagai salah satu perusahaan Nasional Pribumi yang diperhitungkan.

Kelompok perusahaan ERASKA yang memulai bisnisnya sejak tahun 1983 tersebut, yang dimulai dengan jumlah karyawan 3 (tiga) orang, yang kemudian berkembang secara bertahap tetapi pesat, sehingga pada tahun 1997 telah semakin mampu mulai menunjukan identitasnya menjadi suatu perusahaan group yang bergerak dalam beberapa bidang usaha, dengan pertumbuhan Total Asset, Asset Bersih, Laba Perseroan, Jumlah Karyawan; dan mulai mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, sehingga telah memperoleh dukungan yang besar dari Perbankan Nasional, Maupun Intansi-intansi Teknis Pemerintah RI yang berkaitan dengan bidang usaha yang telah berhasil digelutinya.

Penghargaan-penghargaan yang berhasil diperoleh adalah, menjadi satu-satunya perusahaan Nasional dibidang Penangkapan Ikan yang berprestasi dari Menteri Pertanian RI; memperoleh peningkatan status sebagai Debitur Prima Utama (status Debitur dengan kepercayaan penuh) dari PT. Bank Pembangunan Indonesia (sekarang telah merger menjadi Bank Mandiri).

Keberhasilan tersebut dicapai terutama berkat strategi bisnis yang secara tepat diterapkan, yang dimulai pada waktu itu selaku pemegang. Keagenan Senjata Gas Airmata, yang dikembangkan menjadi pelaksana atas Ekspedisi Bahan Peledak (Dinamit) yang tidak mudah bagi perusahaan lain untuk dapat memasuki Subsektor bisnis ini; apalagi bagi Warga Negara keturunan yang notabene menjadi tantangan didalam persaingan bisnis.

Terkait dengan karakteristik requirement bisnis diatas, perseroan berhasil melaksanakan diversifikasi dalam bidang Penangkapan Ikan, Pertambakan  & Colt Storage; dan mampu untuk pertama kalinya memperkenalkan kepasar International didalam meng-Ekspor Mata Dagangan Ikan Bandeng Beku (Frozen Milk Fish) yang digunakan untuk bait (umpan pancing didalam operasi Penangkapan Ikan Tuna bagi Kapal-kapal Long Liner di Republic of Korea).

Tercapainya keberhasilan pengembangan bisnis bagi ERASKA Group, sudah barang tentu merupakan prestasi nyata yang dihasilakan berkat penerapan kebijakan open management dari segenap menajemen perseroan-perseroan, yang didukung penuh oleh kesatuan tim para Eksekutif, Staff dan Karyawan yang telah melaksanakan dengan sungguh-sungguuh, penuh waktu dan rasa tanggungjawab yang sangat besar dari mereka semua; serta dari segenap relasi/klien baik didalam negeri maupun international. Untuk itu kami selaku pendiri beserta segenap jajaran manajemen mengucapkan terima kasih karenannya.

Dengan berjalananya waktu yang sangat cepat, perseroan-perseroan pada posisi tahun 1997 tersebut, menunjukan angka pertumbuhan (growth) yang “amazing” atas Total Asset, Asset Bersih, Laba Perseroan secara Konsolidatif; disamping jumlah karyawan (tetap-organik) yang telah mencapai lebih dari 1.100 (seribu seratus) orang. Gambaran kondisi perseroan-perseroan tersebut, terlihat dari besarnya kegiatan lalu-lintas transaksi keuangan, yang antara lain dapat diukur dari mutasi rekening-koran disalah satu Bank saja atas nama PT. ERASKA NOFA yaitu PT. Bank CIC selama bulan September tahun 1997 (satu bulan mutasi) telah mencapai jumlah > Rp. 2,7 triliun atau > US$. 900 juta (atas dasar kurs pada waktu itu @+ Rp. 3.000,- / US$1.00); dan dengan posisi Porto Folio investasi di saham-saham utama di Pasar Modal pada perusahaan-perusahaan Publik, yang mencapai nilai > Rp. 285 milyar atau equivalent > US$. 95 juta. Selain itu perseroan-perseroan pun aktif pula melakukan perkembangan-perkembangan usaha yang mengarah kepada strategi konglomerasi usaha/bisnis, dengan Core Business: Fishing & Fisheries Industry, Properties (Housing Development & Hotel Industry) dan Banking, Finance (termasuk Money Exchange), Capital Market & Investment.

Sayangnya kondisi tersebut begitu sangat dan sangat cepat berubah – berbalik, karena tiba-tiba saja datang masa krisis di Indonesia yang dimulai dari aspek Moneter (devaluasi mata-uang Rupiah, yang menurun drastis dari @Rp. 3.000,- menjadi @Rp. 16.000,- per US$.1.00), yang berakibat langsung kepada penurunan drastis atas nilai Portofolio saham-saham Publik (Utama) yang telah dimiliki (sebagai contoh : Saham Bank BNI dari harga pasar @Rp. 1.500,-/lbr turun drastis menjadi <@Rp. 50,-/lbr, Saham Anwar Sierad dari harga pasar @Rp. 1.400,-/lbr turun drastis menjadi <@Rp. 35,-/lbr), yang kemudian diikuti pula sektor-sektor lainnya yang berakibat sangat buruk, khususnya bagi dunia- usaha (negative effects).

Memasuki periode krisis ekonomi nasional yang multi dimensional yaitu sejak awal tahun 1998 perseroan-perseroan terus berusaha untuk tetap mampu survive didalam mempertahankan bisnis yang sedang digelutinya, termasuk berusaha melaksanakan semua proyek yang telah dipersiapkan.

Menghadapi kenyataan bahwa sejak periode krisis berlangsung hingga sekarang, terutama sebagai akibat diterapkannya oleh Pemerintah tentang Kebijakan/Regulasi Perbankan yang sangat ketat yang telah berjalan lebih dari 13 (Tigabelas) tahun tersebut, serta belum memberikan tanda-tanda yang menjanjikan, sudah barang tentu telah menyulitkan Cash-Flow perseroan-perseroan yang terus terkuras, terlebih lagi sebagai akibat dari penurunan yang sangat drastis atas nilai folio saham public yang telah berhasil dimilikinya tersebut; karenanya strategi kebijakan perseroan-perseroan dirubah menjadi terbuka (non-konglomerasi, dari kebijakan sebelumnya yang bersifat tertutup dalam hubungan partnership, dimana pihak ketiga dapat memiliki saham perseroan-perseroan); dengan penyesuaian salah satu Core Business, yaitu dengan meninggalkan bidang Banking, Finance, Capital Market & Investment menjadi Mining Industries (Coal,Iron Ore, Sea-Sand, Portland Cement & Gold Tailing Process).

PT. ERASKA NOFA sebagai Parent Company dari anak-anak perusahaan yaitu PT. Eka Bhuwana Dirgantara (d/h. PT. Eraska Tristi), PT. Diorra Prima Valutama, PT. Indrakila Persada Nusantara, PT. Dinamika Synergi Adhitama, PT. Era Dinanusa Mitra, PT. Bhuwana Nusakarya Pratama, PT. Eraska Semen Indonesia, PT. Eraska Shipping, PT. Eraska Kargo, PT. Eraska Hotel, PT. Eraska Agro Karyautama, PT. Trithon Indah Bachtera, PT. Eraska Soerya Pratama,CV. Eraska Nofa, Eraska International Company Pte.LTD, Singapore, Eraska Tour & Travel Company Pte.LTD Singapore, dan Yayasan Pendidikan STIE Setiabudi, yang berpengalaman secara professional dalam berbagai bidang usaha, yang sebagian besar berorientasi ekspor dan memiliki dukungan asset-asset perseroan-perseroan dengan nilai bersih (Net Asset) yaitu Equivalent lebih dari US$. 300 Juta, (berdasarkan Debt (termasuk nilai Promissory Notes/PN yang belum ditagih dan ex. BPPN yang masih didalam proses ) TO Equity Ratio/DER <15% : >85% dari total Asset + equivalent US$. 345 juta ), hanya saja posisi likuiditas / Current ratio relatif sangat minim; kondisi tersebut sedikit lebih baik dibandingkan posisi pada akhir bulan Juli 1997 dengan total asset + Rp. 650 Milyar atau equivalent US$.265 juta dikurangi hutang lancar (pokok) senilai Rp. 40 milyar, sehingga nilai net worth-nya adalah equivalent + US$. 250 juta ( atas dasar kurs pada waktu itu @Rp. 2.450,-/ US$. 1.00); yang sudah barang tentu dapat dijadikan sebagai Asset Guarantee ( dimana tentang keberadaan dan nilai wajar atas Asset-asset tersebut dapat diuji, serta dicatat didalam Laporan Keuangan Perseroan Hollding/Parent, maupun perseroan-perseroan anak, secara up to date), dan terdiri atas :

Fixed Asset              : Areal lahan perumahan Type Real Estate – Menengah Atas yang                                      telah ter-Developed yang dikenal dengan nama Bumi Eraska Raya di Kraggan Cibubur, seluas lebih dari 62 Ha (Ijin Lokasi 150 Ha), termasuk bangunan- bangunan Infrastruktur, Sarana Lingkungan, Fasilitas Umum, Fasilitas Komersial, Persediaan Rumah-rumah siap jual & Kavling-kavling siap bangun; Areal-areal lahan perumahan di Kawasan Jonggol dalam Pengembangan (Karawang Barat) seluas lebih dari 26 Ha ( Ijin Lokasi 150 Ha) yang belum ter-Developed; dan persediaan kavling-kavling siap bangun di Kota Surabaya yang sebagian besar sudah ter-Developed; Kapal-kapal Penangkap Ikan (Fishing Vessel) di perairan ZEEI & Kapal Cargo (Domestic Cargo Vessel); Tanah berikut Bangunan Kantor milik sendiri dipusat Kota Surabaya (ERASKA’s Offices Building) yang telah siap dikonversi menjadi Hotel Eraska berbintang 2-plus, berlanati 16, yang Perijinannya telah selesai lengkap, Areal-areal lahan tanah lainnya yang siap dibangun untuk Industri, antara lain: seluas hampir 1 Ha yang berlokasi di pinggir jalan raya (Surabaya-Banyuwangi) di Beji, Pasuruan yang telah diprogramkan untuk pembangunan SPBU atau Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bula Elpiji (SPPBE) Areal lahan tanah yang berada di KP/IUP Produksi Penjualan Pengangkutan Batubara dengan masa berlaku hingga Desember 2014 berkalori 6300 Kcal & up per Mton atas nama PT. Eka Bhuwana Dirgantara di Geronggang Kabupaten Kotabaru seluas dari 43 Ha; Bangunan-bangunan, Pasar diatas lahan tanah milik Pemda Bekasi (dengan Hak Pengelolalaan penuh);

Current Asset                  : Seluruh kekayaan bergerak yang dimiliki oleh perseroan-perseroan   Termasuk persedian-persedian dan juga “piutang-piutang dagang   yang lancar”;

Other Asset           : Seluruh Perijinan-perijinan, Hak-hak dan Konsesi-konsesi Lahan Pertambangan (Pasir Laut untuk Reklamasi Pantai seluas lebih dari 5.323 Ha dengan cadangan/miniable deposit sebanyak 450.000.000 M3 yang telah siap di eksploitasi/produksi & ekspor. Selain Areal KP tersebut 4 (empat) Perseroan anak lainnya seluas 12.711 Ha dengan cadangan/minieble deposit sebanyak 821.691.306.297 M3, juga telah melaksanakan Eksplorasi di areal lain sesuai dengan ijin yang dimilikinya; Batu Bara yang berada di Kawasan KP/IUP Produksi-Penjualan-Pengangkutan sesuai tersebut diatas seluas 194.79 Ha dengan Mineable Deposit yang mamadai (masih lebih dari 2.000.000 Mton),dimana kegiatan ekploitasi/ produksi telah berjalan: Batu Kapur & Tanah Liat untuk bahan-baku utama rencana produksi Semen Portland termasuk perhitungan nilai mineable deposit sebanyak 48.000.000 Mton Batu Kapur (Lime Stone) dan 63.000.000 Mton Tanah Liat (Clay), Kontrak-kontrak Kerjasama Usaha antara lain dengan Yayasan Upakara Departemen Luar Negeri RI dalam bidang Money Exchange, Hak Sewa Kontrak Ruang Kantor pelayanan di terminal Airport Soekarno-Hatta, dll, Kerjasama jangka panjang dalam bidang Penyediaan Kios Pasar dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi dan Kotamadya Bekasi, Selain itu salah satu perseroan anak juga telah menjalin kerjasama secara Joint-Venture dengan salah satu perusahaan pengolah Limbah Emas yang sangat berpengalaman dari Australia, (tetapi kerjasama mana tidak dilanjutkan), karena perseroan telah berhasil memiliki sendiri Teknologi Modern untuk pengolahan Ore Gold (Leaching Plant yang relatif sangat competitif), yang segera akan  mulai dibangun dan dioperasionalkan di Cianjur (sesuai perijinan lengkap yang telah diperoleh yaitu; Surat Keputusan Bupati No. 660/K.P.007/LH/2010 tertanggal 17 Maret 2010 tentang Kesepakatan Kerangka Acuan Analisa Dampak Lingkungan Hidup, Surat Keputusan Bupati No. 660/K.P.008/LH/2010 tertanggal 17 Maret 2010 tentang Kelayakan Lingkungan Kegiatan Pengolahan Bijih Emas, Surat ijin Mendirikan Bangunan (IMB) No. 503/76/IMB/KPPTPM/2009 tertanggal 15 Januari 2010, Surat Ijin Gangguan (HO) No. 503/183/HO/KPPTPM/2010 tertanggal 15 Januari 2010 dan Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) No. 503/065/KPPTPM/2009 tertanggal 8 Januari 2010), kemudian segera akan disusul dibeberapa lahan-lahan lainnya di Indonesia terutama ditempat dimana terdapat pertambangan rakyat emas dan atau bahan galian Galena, dengan pola Plasma-Inti, dimana perseroan siap untuk berperan sebagai Intiny; kepemilikan asset lainnya lagi adalah Hak Patent atas Merek Dagang SEMEN ERASKA dengan keberhasilannya didalam melaksanakan usaha pre-marketing, disamping penguasaan perijinan berikut lahan untuk tahan perkebunan seluas lebih dari 3.550 Ha di eks HPK di Kabupaten Liwa-Lampung Barat. Disamping itu didalam menyiasati daya saing (khususnya bagi PT. Eraska Kargo) dengan para pesaing sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih baik, Parent Company telah mendukungnya dengan dimilikinya Ijin dari Menteri Keuangan tentang Pemberian Persetujuan sebagai Penyelenggara Gudang Berikat (PGB) merangkap Pengusaha Pada Gudang Berikat (PPGB) kepada PT. Eraska Nofa yang berlokasi di Jalan Benda Rawa Bokor, Kelurahan Benda, Kabupaten Tangerang, Jawa Barat; Ijin mana dapat diperluas ke lokasi-lokasi gudang yang lain (Bounded-Warehousing);

                   Perijinan lain adalah Proyek PT. Eraska Nofa dalam rangka Pembangunan Jetty Pelabuhan Khusus terutama untuk Batubara dan Biji Besi yang bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Kotabaru dengan nama (THE INDONESIA INTERNATIONAL COAL & BULK JETTY TERMINAL  / 12 CBT) di Gosong Panjang – Pulau Laut Barat Kabupaten Kotabaru seluas 66.89 Ha yang sangat prospektif dan dibanggakan; dimana tahapan Study AMDALnya telah dilakukan (dalam tahap penyelesaian);

                        Selain itu pula perseroan-perseroan juga masih memiliki piutang dagang (tidak lancar dan macet) terutama atas nama PT. Eraska nofa, PT. (BPR) Eraska Makmoer/BBO, dalam mata uang Rupiah dan US$, dengan nilai yang relatif sangat material.

                   Dalam rangka diversifikasi bisnis yang mengarah kepada peningkatan likuiditas perseroan-perseroan, telah ditandatangani pula suatu dokumen Non-Circum Vention / Non- Disclosure Agreement (NDA) tertanggal 22 Nopember 2010 dengan pemilik dalam rangka pengambil-alihan/ pembelian saham mayoritas atas Pertambangan Minyak Bumi seluas+ 15,5 Km2 di Prabumulih – Sumatera Selatan dengan status KSO dengan BP Migas sampai dengan tahun 2022 dengan cadangan Minyak yang masih sangat feasible.

Dalam rangka pelaksanaan atas pengembangan usaha dan proyek-proyek on-going milik Perseroan-perseroan ERASKA, terutama usaha Pembangunan Perumahan(Property),Penambangan Batu Bara di Propinsi Kalimantan Selatan (yang telah dimulai kegiatan Ekspoitasi-produksinya, Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan dan Pembangunan Industri/ Pabrik Semen Portland di Juwangi, Boyolali Propinsi Jawa Tengah (yang segala prosedurnya sedang berjalan dan memperoleh dukungan penuh dari Pemerintah Daerah, lebih khusus lagi dari Kabupaten Boyolali dimana lokasi Pabrik akan didirikan).

Dengan berjalannya waktu hingga saat sekarang posisi keuangan Debt Equity Ratio (DER) perseroan-perseroan : + 15% : + 85% masih dapat dipertahankan, karenanya berkenaan dengan kondisi Liquiditas perseroan yang sejak pasca masa krisis tahun 1997 masih belum berhasil di recovery, yang pada waktu itu diharapkan dari hasil mencairkan Irrevocable. Transferable Bank Guarantee untuk jangka waktu s/d tahun 2008 atas nama PT. Erasaka Nofa (Parents Company) pada tahun 2005 senilai EURO 75 juta (30 lembar@ Euro 2.500.000), yang diperoleh dari Korean Join Bank Pyongyang Korea Utara (dengan counter jaminan Asset perseroan) sayangnya tidak berhasil; maka management telah menyederhanakan lingkup bisnisnya, yaitu menjadi: Property/Perumahan dan Hotel, Gold Leaching Plant, Penambangan Batubara, Penambangan Pasir Laut, Pabrik Semen Portland.

Mengatisipasi berjalannya waktu yang begitu cepat, tetapi kondisi keuangan perseroan-perseroan yang masih illiquid (sungguhpun masih relatif  sangat solvable). Maka management terus berkonsentrasi didalam menggali sumber pendanaan (fund rising) yang Simple dengan Interest Rate/Cost of Fund yang competitive dan atractive (mengingat persaingan di global market yang semakin berat), dimana Program penggunaannya akan lebih diarahkan kepada bisnis- bisnis utama sesuai tersebut diatas.